Amanat Yang Terkandung Dalam Kutipan Tersebut Adalah.
Kunci Jawaban dari tugas n domestik ki akal Bahasa Indonesia Inferior 10 Kurikulum 2013 SMA/SMK/MA/MAK halaman 124 bab 4. Pelajar bimbing diminta mengerjakan tanya dengan menemukan angka-ponten yang terkandung n domestik kutipan wacana Hikayat Bayan Budiman. Moga bertambah jelas, sila perhatikan pertanyaan dan jawabannya di bawah ini !
–
Maka sreg suatu malam, pamitlah Bibi Zainab kepada burung beo itu hendak menangkap tangan momongan raja.
–
Hatta setiap malam, Bibi Zainab yang selalu ingin mendapatkan anak baginda itu, dan setiap berpamitan dengan bayan.
–
Engkau dipinangkan dengan anak saudagar yang bernas, amat rupawan parasnya, namanya Bibi Zainab.
–
Sehabis ia sudah berpikir demikian itu, maka ujarnya, “Aduhai Siti nan baik paras, pergilah dengan segeranya mendapatkan anak asuh paduka tuan itu. “
Contoh Soal Nilai-Biji dan Isi Hikayat papan bawah 10 SMA/MA– Adik adik yang baik, bagaimana kabarnya semoga sehat sering ya, semoga terhindar dari virus covid, selalu menggunakan kedok ya, oiya puas kesempatan kali ini teteh ingin membagikan kepada adik adik mengenai contoh pertanyaan dari pembahasan Skor nilai dan isi hikayat nan diambil bersumber mata pelajaran Bahasa Indonesia papan bawah X SMA/MA, kiranya penting yah.
|
Sempurna Soal Angka-Kredit dan Isi Hikayat kelas 10 SMA/MA |
Transendental Soal Poin-Skor dan Isi Hikayat kelas 10 SMA/MA
PETUNJUK Masyarakat1. Catat namamu di tesmak kanan atas2. Bacalah setiap cak bertanya dengan teliti.3. Kerjakan sangat soal yang kamu anggap mudah.4. Bahas kembali pekerjaanmu sebelum diserahkan pada ahli nujum.
Pilihlah jawaban nan tepat !
1. Cermati kutipan tersebut berikut!
Istri sang raja sudah meninggal ketika babaran anaknya yang bungsu sehingga anak si raja diasuh oleh inang pengasuh. Putri-sekar kedaton menjadi manja dan nakal. Mereka sahaja demen bermain di danau. Mereka tak mau belajar dan pula tak kepingin kondusif ayah mereka.
Ada dua nilai yang terkandung privat kutipan tersebut, yaitu skor .…
Baca juga – Soal Keteladanan Tokoh dalam Teks Biografi
2. Cermati kutipan berikut kerjakan menjawab soal nomor 2 dan 4!
Maka kata Indera Bangsawan, “Hamba ini tiada bernama dan tiada senggang akan bapak Hamba, karena tutup mulut n domestik hutan rimba belantara. Akan halnya sebabnya hamba kemari ini karena hamba mendengar kabar anak raja sembilan insan hendak datang mendabih buraksa dan merebut tuan hamba berusul padanya itu. Itulah maka hamba menclok kemari hendak mengintai pelancongan anak raja itu. Mengasihani hamba dan sreg bicara akal hamba akan momongan kaisar-paduka sembilan itu tiadalah dapat menjagal buraksa itu. Jika lain daripada Indera Bangsawan tiada dapat memenggal akan buraksa itu.
Pengumuman yang tersirat dalam kutipan hikayat tersebut yakni ….
A. tunjukkanlah jika n kepunyaan suatu kemampuan.
B. hendaklah menolong orang yang dalam kesulitan.
C. lihatlah malah dahulu musuh yang akan dihadapi.
D. bersyukurlah seandainya mendapat uluran tangan dari seseorang.
E. jangan terlalu emosi sehingga boleh mencelakai orang lain.
3. Nilai tata susila nan terdapat privat kutipan tersebut yaitu ….
A. kekejaman yang dipertuan terhadap rakyatnya
B. kekacauan penduduk akibat gilikan
C. kesamarataan seorang baginda kepada rakyatnya
D. ketidakpedulian raja kepada rakyatnya
E. kepedulian rakyat atas keselamatan rajanya
4. Kalimat dalam kutipan tersebut nan menunjukkan prolog-kata arkais yaitu ….
E. daripadanya dan merebut
Baca juga – Soal Mendalami Puisi
5. Cermati kalimat-kalimat berikut!
Sebermula Raja Hindustan itu sediakala pekerjaanya pergi berburu juga. Maka pada satu hari Paduka Hindustan itu medium mengejar, lampau berlaga dua ekor ular cindai. Akan halnya ular cabai nan lebah ratulebah itu plus baik rupanya, maka yang kesatria suntuk jahat rupanya. Maka hati pada hati Sinuhun, “Bukan sekali lagi jodohnya ular cindai itu, karena nan bagak itu amat ki busuk rupanya dan yang betina itu elok rupanya.” Maka adv amat dihununsnya pedangnya, lalu diparangnya kepada ular ari nyali itu. Maka ular jantan itu pun matilah. Maka ular betina itu pula putus ekornya sedikit.
Nilai budaya dalam kutipan tersebut yang masih bisa dijumpai dalam spirit sehari-hari adalah…
A. Lebih mempercayai ular
B. Memidana nan berperangai jahat
C. Berlaku berangasan kepada bani adam nan tidak disukai
D. Melakukan perburuan di wana tanpa mengenal batas
E. Marah melihat sesuatu nan tidak sesuai dengan pandangannya
Baca juga – Soal Analisis Atom Pembangunan Puisi
6. Cermati kutipan berikut!
Sunan memang sudah mencari-cari kalung gangguan kuning di berbagai daerah, namun benda itu tak susunan ditemukannya. “Sudahlah Ayah, enggak mengapa. Godaan hijau sekali lagi cakap! Lihat, serasi benar dengan bajuku yang berwarna kuning,” prolog Puteri Kuning dengan lemah kecil-kecil. “Yang penting, ayah sudah lalu kembali. Akan kubuatkan teh pesam lakukan ayah,” ucapnya lagi. Detik Puteri Asfar menengah membuat teh, mbok-kakaknya berdatangan. Mereka ribut mencari hadiah dan saling memamerkannya.
Bukti yang mendukung bahwa kutipan tersebut terkandung nilai moral merupakan ….
A. Raja mencari kasih untuk anak-anaknya.
B. Membelikan etiket indra penglihatan bikin anak-anaknya.
C. seorang anak membuatkan teh buat ayahnya.
D. laksana plasenta harus saling terbuka dan empati.
E. sesama keluarga tidak bisa ubah dengki dan adu cepat.
Baca pula – Tanya Amatan Kancing Fiksi dan Nonfiksi
7. Cermati kutipan hikayat berikut!
Telah beberapa lamanya maka ia sekali lagi berlaga sebuah kolam terlalu besar, Maka momongan kanjeng sultan itu turunlah ke kerumahtanggaan kolam itu hendak bersiram. Maka dilihatnya ada seekor ular menangkap seekor katak di dalam bendungan itu. Mengenai katak itu teramat besarnya, beberapa hendak ditangkap ular bakau itu tiada bisa hingga habislah berluka-luka segala tubuh kangkung itu, maka berlumur dengan darah. Maka kodok itu pun lari juga ke sana kemari dihambat ular itu. Maka letihlah rasanya jasad kangkung itu. Telah dilhatnya anak pangeran itu, maka kata kecebong, “Hai bani adam muda!
Lepaskan apalah hamba ini tinimbang ular ari itu; karena Allah moga tuan hamba menolong hamba! Karena hamba mencari perut akan anak bini hamba”.
Maka anak raja itu pun berujar kepada dumung itu, “Hai ular cabai! Pintalah aku kecebong daripadamu.” Maka kata ular belang itu, “Hai, anak asuh pangeran! Akan katak itu sedialah rezeki hamba juga akan memberi makan anak ulam-ulam hamba. Jikalau tuan hamba hendak melepas katak ini, berilah tukarannya oleh tuan hamba. Maka kata anak asuh sri paduka itu,”Apakah ada kepada kami, hanya terserah dagingku, itulah nan ada padaku.”
Maka introduksi ular itu,”Baiklah!”
Maka maka dari itu anak raja itu, pun diirisnya daging pahanya sebesar katak itu sekali lagi, maka diberikannya lega ular babi itu. Maka ular babi itu pun mengambil daging itu lalu dibawanya ke lubangnya. Maka daging anak raja itu pun diberikannya pada anak bininya. Setelah dimakan oleh momongan istrinya, maka lalu katanya “darimana tuan hamba peroleh daging ini, berlebih amat sedap cita rasanya.”
(dikutip dari Hikayat Bayan Budiman)
Nilai sosial yang terkandung dalam kutipan karya sastra Jawi klasik tersebut adalah…
A. Kodok dan i beludak yang comar berebut makanan, bermusuhan, dan berkelahi demi mempertahankan hal properti sendiri.
B. Perkelahian demi mempertahankan hal kepunyaan koteng, katak dan ular yang sering berebut lambung dan bermusuhan.
C. Kecebong dan ular air mencari rezeki bikin keluarga/ anak bininya dan sendiri aji yang memiliki rasa peduli dan rela membantu.
D. Koteng raja yang memiliki rasa peduli rela membantu, dan perkelahian demi mempertahankan hak peruntungan sendiri.
E. Ular yang enggak memiliki rasa kasihan kepada momongan-anaknya dan pertentangan demi mempertahankan peristiwa milik sendiri.
Baca juga – Soal Siaran Hasil Observasi
8. Cermati kutipan berikut!!
Maka plong suatu hari Hang Tuah duduk bersama-seperti sahabatnya keempat. Maka Hang Tuah “Hai saudaraku keempat, kita ini berlima bersaudara, dapatlah kita melayarkan sebuah perahu landing, boleh kita pergi merantau barang ke mana pun mencari bersantap?”
Maka introduksi Hang Jebat dan Hang Kesturi, “Mengapatah maka tiada boleh kita kelima melayarkan sebuah perahu?”
Maka sahut Hang Tuah, “Baiklah takdirnya demikian, maka bapak beta ada sebuah landing konseptual dengan layarnya. Kita anjlok dengan beras pelepas, deka- gantang seorang”
Isi kutipan hikayat tersebut ialah ..
A. Hang Tuah dan empat sahabatnya sepakat pergi merantau dengan perahu jib.
B. Hang Tuah mengajak catur sahabatnya berlayar menggunakan kano apa adanya.
C. Hang Jebat dan Hang Kesturi melarang Hang Tuah pergi merantau karena tidak ada bekal.
D. Hang Jebat dan Hang Kesturi menolak diajak memencilkan merantau dengan menunggangi perahu.
E. Hang Tuah menyetujui keinginan Hang Jebat dan Hang Kesturi memperalat kano minus layar.
Baca pun – Cak bertanya Isi dan Aspek Kebahasaan Teks Pemberitahuan Hasil Observasi
9. Cermati kutipan berikut!
(1) Lebih jauh, Marakarmah mencari ayah bundanya yang telah ambruk miskin kembali. (2) Dengan kesaktiannya diciptakannya kembali Kerajaan Puspa Ekstrak dengan segala perlengkapannya sebagai halnya lalu rasi. (3) Negeri Pari Berantah dikalahkan maka itu Marakarmah, yang kemudian dirajai makanya Syah Bujangga Indera (saudara Cahaya Chairani). (4) Akhirnya, Marakarmah pergi ke negeri mertuanya yang bernama Maharaja Malai Kisna di Mercu Indera.
(5) Marakarmah menggantikan mertuanya itu menjadi Sultan Mangindera Sari menjadi raja di Palinggam Cahaya.
Bersendikan isinya, karakterisitik yang menunjukkan kemenangan aditokoh terdapat puas nomor …
10. Cermati kutipan berikut!
Adapun maka sreg periode itu Juragan Garubug akan mempersembahkan pada Sang Ratu Darmawangsa Darmakusuma di hadapan sosok banyak . Maka sembahnya,” Ya Tuanku, Syah Standard, bahwa merupakan hamba ini menyembahkan pada Ratu sebuah cincin. Maka kata Sang Ratu, “ Hai Gurubug, di manakah beliau sambut ini cincin karena komoditas ini mahal harganya. Maka sreg masa itu sembahnya Juragan Gurubug, “Ya, Tuanku, beginilah mulanya mulanya sirip berbisa boleh ini cincin. Pada tatkala tuan patik Pangeran Dipati Rajuna pergi bersuluk di atas Jabal Gandalisada lima belas tahun lamanya, pada hingga tapanya silam turunlah dari atas gunung itu, maka dipegat dengan dua basyar osean. Maka pemilik patik cemas-cemas tiada dapat mengembalikan. Maka drop sendiri pendeta memberi luang; katanya jika hendak menjagal dua raksasa itu dengan mudahnya, hendak menghindari bertapa lagi di atas Gunung Parasu. Maka tuan patik bermakrifat sekali lagi di atas Ancala Parasu adalah duga-duga dasa tahun lamanya. Maka cukuplah tapanya dipedulikan makanya Dewata Mulia Raya. Maka tuan patik kembali lagi menjajari dua raksasa itu hingga kedua osean itu jadi binasa. Maka patik pun hendak lagi pulang ke n domestik wilayah Pandawa bersama empunya Patil Dipati Rajuna. Maka sampailah pada medio perkembangan patik mengaram mencorong seperti matahari rupanya. Maka patik memburu dan ini cincin rupanya.
(Hikayat Maharaja Garebag Jagat)
Kemustahilan yang terdapat dalam kutipan naskah Jawi klasik tersebut adalah …
A. Mendapatkan sebentuk cincin di atas gunung.
B. Melawan dua orang raksasa dengan mudahnya.
C. Menemukan cincin di perjalanan momen bertapa.
D. Bertapa selama 25 tahun lakukan melawan raksasa.
E. Permintaannya dituruti oleh sang pencipta.
Baca kembali – Soal Identifikasi Bacaan Eksposisi
Baca lagi – Soal Struktur dan Kebahasaan Wacana Eksposisi
Amanat Yang Terkandung Dalam Kutipan Tersebut Adalah
Source: https://rcfamily.info/90025/isi-yang-terkandung-dalam-kutipan-hikayat-tersebut-adalah/